PROBOLINGGO, SINXAPRO – Dr. Moh. Saleh merupakan dokter pribumi pertama di Kota Probolinggo. Tidak hanya memberikan pengobatan kepada para meneer yang terluka, tetapi juga secara diam-diam membantu sesama pribumi. Kini, rumahnya telah menjadi salah satu tempat bersejarah di Probolinggo yang dikenal sebagai Museum Dr. Moh. Saleh, terletak di Jl. Dr. Moch Saleh No.1, Tisnonegaran, Kec. Kanigaran, Kota Probolinggo.
Pada Sabtu, (19/8/23), Tim Jurnalistik Sinxapro melakukan kunjungan ke lokasi tersebut. Berbagai obat-obatan dari tahun 1930-an masih tersusun rapi di balik lemari kayu. Brankas besi masih kokoh berdiri di kamar anak beliau. Museum ini bukan hanya menjadi tempat bersejarah semata, melainkan juga bertujuan untuk memperkenalkan ilmu kedokteran yang ada pada zaman kolonial. Di sini, kita dapat menyaksikan alat-alat medis dari masa tersebut yang terawat dengan baik, seperti alat terapi jantung, neraca obat, dan lainnya.
Saat melangkahkan kaki ke pintu masuk, suasana rumah masih memancarkan nuansa zaman kolonial. Nomor antrian pasien dan jas kerja beliau tersimpan dengan rapi di dalam lemari. Terdapat pula foto-foto keluarga yang tergantung di dinding rumah.
Di ruang klinik, terdapat ranjang tua dan kruk yang masih kokoh berdiri. Juga tombak dan panah yang menjadi bagian dari koleksi beliau. Jangan pula melewatkan kamar legendaris, yakni kamar gelap dengan toilet berdiri yang dulunya milik istri Dr. Moh. Saleh.
Tidak terlintas dalam pikiran, bahwa jika kita mengarahkan pandangan ke langit-langit ruang pertemuan, kita akan menemukan sebuah loteng yang dulunya menjadi tempat persembunyian bagi pribumi yang datang untuk berobat. Inilah salah satu kontribusi besar beliau dalam dunia medis di Kota Probolinggo. Selain prestasinya di dunia kedokteran, beliau juga merupakan salah satu tokoh yang terlibat dalam organisasi Boedi Utomo.
Namun, disayangkan masih sedikit pelajar yang mengunjungi museum ini. Padahal, di dalamnya terdapat begitu banyak informasi yang dapat dipelajari.
“Untuk para pelajar semoga lebih mencintai sejarah Probolinggo,” ujar Susiati, narasumber dari Dinas Pendidikan.